Jakarta, 02 Mei 2025 — Sebanyak 25 peserta terpilih dari Sharia Banker Development Program (SBDP) kembali mengikuti course ke-5 Mini MBA – Sharia Economics for SBDP Nano Bank Syariah yang digelar di Roxy Square, Ruang Lombok Lantai 9, Jakarta Barat, Jumat (02/5). Mengangkat tema “Strategi Kerjasama dan Bisnis Berkelanjutan bagi Perbankan Syariah” pelatihan kali ini menghadirkan tiga narasumber dengan latar belakang akademisi yang berfokus pada bidang ilmu koperasi, perencanaan dan pengembangan infrastruktur berkelanjutan, dan pengembangan masyarakat agromaritim.
Acara dibuka dengan pemaparan oleh Prof. Dr. Ir. Lukman Mohammad Baga, M.A.E. Guru Besar dalam Bidang Ilmu Koperasi Agribisnis dan Komisaris Utama PT BPRS Botani Bina Rahmah. Dalam materinya sebagai pembukaan dari Strategi Kerjasama dan Bisnis Berkelanjutan bagi Perbankan Syariah, beliau menuturkan bahwa strategi merupakan hal yang akan membuat langkah yang akan kita lakukan nantinya menjadi efektif dan efisien. “Dalam bisnis yang berkelanjutan dan juga membangun kepercayaan pada pasar bank syariah perlu bekerja sama berkolaborasi dengan berbagai elemen yang dekat dengan masyarakat yaitu dengan pembiayaan UMKM, petani-petani atau yang disesuaikan dengan target pasar masyarakat yang dituju atau Pembiayaan berbasis green financing dan impact investing” ujarnya. Prof Lukman juga menegaskan model bisnis yang berkelanjutan dengan adanya integrasi ESG (Environmental, Social, Governance) dalam analisis risiko syariah atau model bisnis yang berbasis pendekatan pembangunan ekonomi yang mengutamakan kelestarian lingkungan dan kesejahteraan sosial.
Narasumber kedua, Dr. Anisa Dwi Utami, SE, M.Sc, M.si. Ketua Divisi Agribisnis Syariah, Centre for Islamic Business and Economic Studies (CIBEST), IPB University. Materi kedua ini mengenai Implementasi Keuangan Keberlanjutan (Sustainable Finance) Pada Bank Syariah. Dalam pemaparannya, Anisa menjelaskan bahwa jika ingin menjalankan bisnis yang mengimplementasikan keberlanjutan perlu dimulai dengan what? how? dan why?. “Apa yang perlu dilakukan? atau programnya apa, bagaimana kita bisa menjalankan itu dengan sustain? dan kenapa perlu adanya program ini dalam waktu jangka panjang? jadi, alasan kuat yang mendasar itu apa?” ujar beliau. “Dalam keuangan berkelanjutan keuangan berkelanjutan (sustainable finance) perlu adanya pendekatan keuangan yang bertujuan untuk menciptakan nilai jangka panjang bagi institusi, masyarakat, dan lingkungan dengan mempertimbangkan aspek-aspek lingkungan hidup, sosial, dan tata kelola yang baik atau aspek ESG” ungkapnya. Beliau juga menuturkan ESG (Environmental, Social, Governance) itu sangat relevan dengan prinsip maqashid syariah yaitu, Perlindungan lingkungan itu selaras dengan menjaga kehidupan (an-nafs), Tata kelola baik selaras dengan menjaga harta (al-mal) dan akal (al-aql), dan Keadilan sosial selaras dengan menjaga keturunan dan masyarakat yang semua itu selaras dengan menjaga agama (ad-din). Sesi ini ditutup dengan Simulasi Studi Kasus: Pembiayaan Eco- Pesantren peserta diarahkan untuk menganalisis ESG yaitu, apa dampaknya untuk lingkungan, bagaimana proyek ini memberi dampak sosial positif, dan apakah ada risiko tata kelola atau operasional yang kemudian dipaparkan oleh peserta dengan cara berkelompok.
Narasumber ketiga, Dr.rer.pol. Mohammad Iqbal Irfany, S.E.,M.App.Ec, yang menjelaskan Corporate Social Responsibility (CSR) dalam Perbankan Syariah. Pak Iqbal menjelaskan diawal bahwa CSR bukan hanya bertujuan hanya amal perusahaan dengan cuma-cuma berbagi uang dengan masyarakat atau mengadakan pelatihan lalu sudah begitu saja yang hanya memberikan output tapi tidak dengan outcome. “CSR itu juga merupakan investasi sosial yang bisa meningkatkan brand awareness di ingatan masyarakat, oleh karena itu adanya metode SROI (Social Return of Investment)”. Ia juga memberikan contoh konkret tentang bagaimana program CSR IPB yang tidak hanya menciptakan output saja tapi juga outcome. Beliau menjelaskan IPB memiliki program OVOC (One Village One CEO) yang dimana program ini merupakan kerjasama antara CSR IPB dengan berbagai perusahaan yang menggunakan dana CSR nya. OVOC merupakan program yang melibatkan perusahaan, kampus, mahasiswa, petani-petani dan juga pasar, jadi mahasiswa membina petani yang ingin mengembangkan pertaniannya tapi kekurangan modal dengan pelatihan dan pembinaan dari awal produksi atau proses menanam sampai distribusi atau mengintegrasikan hasil produk pertanian ke pasar yang banyak petani-petani tidak bisa jangkau itu. Beliau juga mengakhiri pembahasan dengan materi bagaimana cara pengukuran dampak dengan metode SROI (Social Return of Investment) dengan contoh atau pemisalan kepada peserta.
Untuk informasi lebih lanjut, kunjungi lkpe.ipb.ac.id.
Kontak Media:
Lembaga Kepemimpinan dan Pendidikan Eksekutif IPB University
Email: lkpe@apps.ipb.ac.id
Telepon: (0251) 8622645