Jakarta, 30 April 2025 — Sebanyak 25 peserta terpilih dari Sharia Banker Development Program (SBDP) mengikuti course ke-7 Mini MBA – Sharia Economics for SBDP Nano Bank Syariah yang digelar di Roxy Square, Jakarta Barat, Rabu (30/4). Kegiatan ini mengangkat topik “Teknik Komunikasi dan Negosiasi Skill bagi Pelanggan Perbankan Syariah”, dengan menghadirkan narasumber Riko Anggara, Senior Manager News Production Department Head di SCTV.
Pelatihan ini bertujuan memperkuat kompetensi soft skill peserta dalam menghadapi nasabah secara profesional, beretika, dan sesuai prinsip syariah. Dalam sesi pelatihan, Riko menekankan pentingnya pendekatan komunikasi strategis yang mencakup aspek visual, verbal, dan emosional. Ia memperkenalkan konsep “mirroring & matching” untuk membangun kedekatan dengan lawan bicara, serta menekankan pentingnya active listening atau mendengarkan secara aktif dan utuh.
“Dalam menghadapi nasabah, body language dan kemampuan mendengarkan jauh lebih kuat daripada sekadar kata-kata. Komunikasi adalah tentang memahami dan dipahami,” ujar Riko. Ia juga menyoroti pentingnya mengelola emosi dan suara dalam bernegosiasi: “Seorang banker perlu menguasai suaranya — turunkan intonasi saat ingin menunjukkan otoritas, dan naikkan empati saat menghadapi keluhan.”
Materi yang dibawakan juga mencakup teori personal branding, dengan merujuk pada dramaturgical theory dari Erving Goffman. Menurutnya, seorang sharia banker perlu menyadari bahwa setiap interaksi adalah “panggung” di mana citra profesional harus ditampilkan dengan konsisten, baik dari segi penampilan (grooming), sikap, maupun tutur kata. Riko juga mengajak peserta menganalisis peristiwa bersejarah seperti Debat Kennedy-Nixon 1960, yang menunjukkan bahwa keunggulan visual dan komunikasi non-verbal dapat menentukan persepsi publik. “Nasabah syariah adalah segmen yang cerdas dan nilai-sensitif. Maka pendekatan harus tepat, cepat, dan solutif. Tampilkan diri Anda sebagai mitra, bukan hanya petugas bank,” pesannya.
Salah satu sesi yang menarik dalam pelatihan ini adalah simulasi studi kasus yang menghadirkan skenario nyata, yaitu bagaimana menghadapi nasabah yang tidak tertarik dengan produk syariah. Para peserta diminta untuk berperan sebagai banker yang harus melakukan pendekatan persuasif tanpa memaksakan, serta tetap menjaga nilai-nilai etika dan prinsip syariah. “Dalam praktiknya, tidak semua nasabah langsung tertarik dengan produk syariah. Di sinilah pentingnya membangun kepercayaan, memahami kebutuhan nasabah terlebih dahulu, lalu menyampaikan keunggulan produk dengan pendekatan empatik dan edukatif,” jelas Riko.
Ia juga menyoroti pentingnya mengelola emosi dan suara dalam proses negosiasi: “Seorang banker perlu menguasai suaranya — turunkan intonasi saat ingin menunjukkan otoritas, dan naikkan empati saat menghadapi keberatan atau penolakan.”
Salah satu peserta kegiatan ini, Khalid, menyampaikan bahwa pelatihan ini merupakan bagian penting dalam membekali peserta menghadapi kompleksitas interaksi layanan syariah. “Hari ini benar-benar penuh dengan insight, tak hanya materi tetapi kami dituntut untuk berdiskusi, memecahkan masalah dan praktik langsung menghadapi nasabah agar dapat mengasah skill komunikasi dan negosiasi, ternyata banyak hal yang harus kami upgrade” ujar Khalid.
Pelatihan ditutup dengan evaluasi post-test untuk mengukur pemahaman peserta terhadap materi. Namun lebih dari itu, pengalaman praktis dalam sesi ini diharapkan membentuk karakter banker syariah yang tangguh, empatik, dan siap menjadi garda depan layanan keuangan berbasis nilai.
Program Mini MBA – Sharia Economics for SBDP Nano Bank Syariah terus berinovasi dalam membekali talenta muda dengan keterampilan strategis yang relevan dengan kebutuhan industri. Dengan pendekatan komunikatif yang berbasis nilai, peserta diharapkan mampu menjangkau segmen nasabah syariah secara lebih efektif dan bermartabat.
Untuk informasi lebih lanjut, kunjungi lkpe.ipb.ac.id.
Kontak Media:
Lembaga Kepemimpinan dan Pendidikan Eksekutif IPB University
Email: lkpe@apps.ipb.ac.id
Telepon: (0251) 8622645